Sabtu, 07 September 2013

Jika Senja Nanti Kau Kembali

RASA itu mengucur deras. Seperti sumur zam-zam yang tak pernah habisnya. Cinta, luka, semua kau bungkus dalam paket yang paling menawan. Hingga aku terdiam. Larut dalam kisah terindah juga menyakitkan yang kita mainkan. Menunggumu sampai aku kelelahan.
Aku menunggumu pada deretan bangku panjang di Terminal Mattirowalie yang kumuh itu. Katamu senja ini kau akan kembali membawa berjuta-juta rindu yang kau tabung untukku. Kau akan memeluk erat. Memberikan ciuman panjang dalam kisah kita.Kau juga bilang, senja ini setelah kau kembali, kau tak akan memninggalkanku lagi. Karena katamu, aku adalah separuh jiwamu. kanan atas kirimu. Hingga tampaku kau takkan mampu bertahan hidup.
Senja ini aku menunggumu di Terminal Mattirowalie yang kumuh itu. Berharap-harap  cemas, setiap bus yang berhenti didekatku. Mencari sosokmu yang kutahu pasti, akan mudah kukenali. Kau sejak tak memberitahuku Bus yang kau naiki. Katamu itu kejutan untukku. Hingga setiap bus yang berhenti senja itu, aku pasti akan berdiri. Mencari sosokmu dikerumunan orang yang lelah setelah pergi seharian. Tapi tak juga kutemui sosokmu disana.

Senja itu menjadi senja terpanjang untukku. Warna indah jinggahnya tak dapat lagi kunikmati diantara pesing orang-orang di terminal itu. Tapi aku tetap bertahan. Duduk dideretan bangku panjang terminal ini. Sama seperti yang lain. Menunggu kedatangan bus, bersiap pergi atau sekedar menyabut kedatang orang terkasih atau kerabat dekat.

Waktu terasa berputar sangat lambat. Hingga aku dapat menghitung berapa pedagang minuman yang lalu lalang didepanku. Dan kau juga belum nampak didepanku ooohh kekasihku. Sedang wajahku mulai luyu. Pakaian yang melekat ditubuhku, mulai terlihat lusuh. Senja ini aku menunggumu sampai malam menjemputku. Membawaku kembali hingga sunyi lagi-lagi menemani

----------
"Aku harus pergi. Di Kota ini, aku tak bisa menghidupi diriku. Apalagi nanti untuk menghidupi kamu Tha," Suaramu yang berat, mengalum halus ditelingaku.
"Apa kamu sudah yakin? Apa disana nanti kau akan mendapatkan uang yang banyak daeng"
"Paling tidak aku bisa mencari ringgit demi ringgit yang lebih bernilai dari rupiah yang makin tak berarti"
"Tapi bagaimana kalau ada petugas Imigrasi."
"Aku akan hati-hati. Doakan saja, aku pasti akan kembali untukmu"
Begitulah, kamu akhirnya memutuskan untuk menjadi perantau keluar dari pulau ini. Kamu lebih memilih mengais rejeki di negeri seberang. Daripada susah dinegeri sendiri. Kamu membuatku bingung, limbung, katamu setelah kembali, kita akan menikah. Mengikat janji sehidup semati.
Dalam surat-suratmu, kau selalu mengatakan betapa kau rindu padaku. Apalagi saat bulan suci. Kerinduan yang kau tabung untukku, semakin berbunga banyak. Kartu ucapan dan kiriman uang darimu datang seiring berlalunya bulan suci.
surat darimu kuterima siang itu. Dalam suratmu yang hanya satu halaman, kau katakan bahwa bahwa kau akan kembali suatu senja. Lewat Terminal Mattirowalie, kau memintaku menunggu. Kau bilang, kau akan naik kapal menuju Parepare singgah sebentar dirumah kerabatmu. Baru kau akan melanjutkan perjalanan melalui bus dan tiba di Terminal Mattirowalie.
Saat itu hatiku melayang terbang kudekap erat surat yang engkau kirimkan buat diriku,  Aku menari di depan cermin lemari panjangku. Menyanyikan lagu nostalgia kita. Yaa... Aku seperti mendapat togel yang mampu merubah hidupku. Padahal yang kuterima hanyalah surat singkat darimu. Surat yang tak lebih satu halaman yang mengabarkan kau akan kembali senja itu.
Dan beberapa hari setelahnya, pakaian-pakaianmu tiba dirumahku. Juga beberapa barang lainnya. Paket dan pesan singkat yang mengingatkanku untuk menungguhmu di Terminal Mattirowalie.
Aku bersiap untuk menemuimu. Mandi dan luluran berjam-jam hanya untuk bertemu kamu oohh kekasihku. Memakai pakaian terbaik dan lipstik yang baru aku beli dipasar siang itu.
Aku pun berangkat dengan rasa yang tak seperti biasanya. Debar didadaku  semakin keras saja kurasa. perjalanan dengan pete-pete kali ini terasa sangat lama . penuh dan panasnya tak juga membuat wajahku meredup. Tapi saat tempat pertemuan kita terlihat, aku semakin yakin. Yaa kau tak akan kembali.
Aku duduk di bangku panjang Terminal Mattirowalie yang kumuh itu. Menunggu kedatanganmu dalam deru bus panjang itu. Hari masih hampir senja saat bangku itu masih setia menjadi temanku. 
Hingga senja akhirnya tiba. Semilir angin dan daun-daun yang bergoyang, dan warna langit yang mulai berubah kemerahan, pertanda bahwa hari telah senja. Tapi bus yang kau pakai tak juga tiba. sampai malam juga datang mempersilahkan senja untuk pulang. Begitulah senja itu kau tak datang. Membuatku kecewa akan semuanya. 

                             ------------------

Amanah : "Jangan pernah terlalu percaya dengan orang lain, karena tidak semua perkataan orang itu ada benarnya" 

"Tuhan memberimu banyak jalan agar kamu melangkah. Langkahkan kakimu dan percayalah Tuhan akan membimbingmu ke jalan yang benar" Andi Muhammad Romi Juliaksa 




.


0 komentar:

Posting Komentar