Jumat, 15 Februari 2013

Mengenal sosok Anak Jenius Bangsa "Habibie"

Akhir-akhir ini sosok BJ Habibie menjadi pembicaraan terpanas di negeri ini berkat film Ainun dan Habibie. Namun sebenarnya jauh-jauh sebelum itu Beliau juga pernah menjadi bahan pembicaraan di negeri ini kurang lebih 20 tahun yang lalu berkat penemuan-penemuannya. Berkat kedua hal itu banyak remaja bangsa ini yang mulai mengambil amanah bahkan ada remaja yang sangat ingin mengikuti sosok beliau. Berikut perjalan hidup BJ Habibie. 

BJ Habibie lahir di sebuah kota kecil di bagian timur Provinsi Sulawesi Selatan yakni Parepare, 25 Juni 1936. 77 tahun yang lalu. Habibie merupakan anak ke-4 dari 8 bersaudara, dari pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dengan R.A Tuti Marini Puspowardojo. 
 
Mantan Presiden RI ketiga ini adalah si jenius ilmuwan konstruksi pesawat terbang. pada masa emas kejayaan dengan segudang jabatan diemban, dialah manusia paling multidimensional di Indonesia. Ia manusia cerdas ajaib yang sempat menghadirkan selaksa harapan kemajuan teknologi demi kejayaan negeri ini.

Agak aneh, memang, anak bangsa yang satu ini. Dia hanya setahun kuliah di ITB Bandung, 10 tahun kuliah hingga meraih gelar Doktor konstruksi pesawat terbang di Jerman dengan Predikat Summa Cum Lauede. Lalu bekerja Industri pesawat terbang terkemuka MBB Gmbh sampai mencapai posisi Wakil Presiden  pada bidang teknologi, lalu kembali ke Indonesia.
 
Di Indonesia beliau 20 tahun menjabat sebagai menteri Negara Ristek/Kepala BPPT, memimpin 10 perusahaan BUMN industri strategis, dipilih MPR menjadi Wakil Presiden RI, dan disumpah oleh ketua Mahakamah Agung menjadi Presiden RI menggantikan Soeharto.

Keinginan Habibie mengakselerasi pembangunan sesungguhnya sudah dimulai di industri pesawat terbang Nusantara (IPTN) dengan menjalankan program evolusi empat tahapan alih teknologi yang dipercepat berawal dari akhir dan berakhir di awal.

Pemerintah Orde Baru sangat memanjakan program alih teknologi Habibie dengan menempatkan berbagai proyeknya sebagai industri strategis yang menyedot banyak dana. Satu diantarnya, yang paling spektakuler adalah IPTN, yang memerlukan subsidi.

Ketika masa reformasi, IMF mencamtumkan dengan LOI (Letter Of Intent) bahwa Pemerintah Indonesia tidak boleh lagi memberikan subsidi kepada IPTN (Perusahaan ini kemudian menjadi IPTD). Otomatis perusahaan yang sudah menyusun program produksi baru, terpaksa nerumahkan dan mem-PHK 6000 karyawannya.

Lalu, dalam kesempatan deklarasi pendirian Masyarakat Ilmuwan dan Tehnologi Indonesia (MITI), Habibie menyebutkan hancurnya IPTN merupakan ulah IMF yang menghambat perkembangan pesawar Indonesia.

Habibie menyebutkan Presiden itu bukan segala-galanya. Walau jenius dengan memperoleh royaliti atas delapan hak paten hasil temuannya sebagai konstruksi pesawat terbang seperti dari airbus dan F-16, dia mengaku masih banyak yang jauh lebih baik darinya. Lama bermukim di lingkungan yang sangat menghargai ketokohan dan personality setiap orang, Habibie mendefinisikan jika ingin dihargai maka yang diperhatikan orang lain adalah sikap yang tak berubah terhadap lingkungan.

Menurutnya status, jabatan, dan prestasi bukan alasan untuk berubah terhadap lingkungan. Itulah sebabnya, ketika sudah menjadi RI-1 sikap Habibie terhadap lingkungan tetap tidak berubah. Malah semakin menempatkan watak aslinya, misalnya tidak mau diam dan bergerak sesuka hati padahal sudah ada aturan protokoler yang harus dipatuhi.

0 komentar:

Posting Komentar