Selasa, 05 April 2016

Coretan Seorang Tukang Jalan

PANCA BARA

Masih terasa hingga sekarang, Suasana Dikdaslat Mapastiebb. Pas sekali dengan suasana alam yang dimana kala itu sangat bersahabat. Nuansa alam yang seakan merestui perjalanan ku. 
Saat-saat itu sangat bersejarah, benar-benar sangat bermanfaat bagi orang sepertiku yang selalu haus akan hal baru. Bukan hanya sekedar pengalaman yang kutemui kala itu namun juga keluarga baru dan ilmu baru. Bagiku mungkin Dikdaslat ini baru 1 jawaban dari mengapa saya harus tetap bertahan di kota ini, pada dasarnya Dikdaslat ini akan jadi salah satu sejarah dalam hidup aku. 
Saat Dikdas, mental kami benar-benar diuji, bukan dengan perpeloncohan yang umumnya diterima mahasiswa baru oleh para seniornya dalam kegiatan sejenis. Tapi mental yang diuji adalah tentang apakah kami mampu ‘memikul’ beban terberat dalam kehidupan sehari-hari. Haus dan lapar pun tak terasa saking menariknya kegiatan ini.
Sebagai seorang pecinta alam, tentu kami dilatih untuk bekerjasama, saling menyokong, serentak memberi semangat, namun dalam kesibukan penuh keringat itu, kami diajarkan untuk tidak lupa untuk tetap berprestasi di bidang akademik. Tidak terbersit sedikit pun dalam pikiran memamerkan status sebagai pecinta alam ini hanya untuk menggaet hati wanita. 
Tidur di tengah hutan,  melihat indahnya langit malam yang berbintang di balik kabut malam, melaksanakan simulasi bertahan hidup, ketiduran di tengah materi, berjalan memikul carrier yang berat, berjalan berkilo kilometer, semuanya berat, tapi karena sejak awal kami sudah memilih jalan sebagai pecinta alam, semua itu kami hadapi. Ikhlas sudah pasti, padahal makan tidak sempurna seperti saat di rumah, tapi entah datang darimana energi kami sehingga berhasil melalui itu semua.
Tidak ada hujan turun padahal beberapa hari sebelum berangkat Jogja tak hentinya dilanda hujan deras. Menurutku itulah bukti bahwa Tuhan merestui jalan yang aku pilih. Sempat terbisik kalimat untuk berhenti, tapi alhamdulillah aku memenangkan jalan yang aku pilih dengan kalimat "Insya Allah, ini untuk kemajuan almamater dan juga pastinya sebagai pengalaman buat diriku pribadi". Semoga nantinya berakhir manis bukan hanya saat awal mengikuti pelatihan ini, amiin. 

Base Camp Merbabu Via Selo

Suatu negara takkan kehabisan pemimpin jika pemuda Nya masih bermain di hutan, gunung & lautan
Sir Henry Dunant




0 komentar:

Posting Komentar